Berita  

Moeldoko Pasang Badan buat Jokowi, Din Syamsudin: Saya akan Pasang Otak untuk Rocky Gerung

Buntut Rocky menyebutkan Presiden Jokowi sebagai 'Bajingan Tolol'

ANGKAT BICARA - Din Syamsudin. (ist)

IDNEWS.CO.ID – Din Syamsudin menyorot pernyataan Kepala Staff Presiden (KSP) Moeldoko yang menyebutkan Rocky Gerung sebagai robot tidak berhati.

Ini adalah buntut Rocky menyebutkan Presiden Jokowi sebagai ‘Bajingan Tolol’.

Menurut Din, pengakuan Rocky Gerung adalah kritik pada Pemerintahan termasuk Presiden Jokowi.

Kritik adalah hal yang lumrah.

Ia memandang tanggapan Moeldoko berlebihan.

Rocky Gerung, sambung Din, merupakan warga negara dan cendekiawan yang punya hak dan kewajiban untuk mengkritik Pemerintah, termasuk Presiden.

“Seyogyanya para pejabat, termasuk KSP Jenderal TNI (Purn) Moeldoko tidak usah bereaksi apalagi menunjukkan kekuasaan. Lebih baik mereka mawas diri, mengevaluasi apakah kritik Rocky Gerung benar atau salah?,” kata Din, Kamis (3/8/2023).

Din minta Pemerintahan termasuk Moeldoko tidak alergi pada kritik Rocky Gerung.

Menurut dia, Pemerintahan semestinya dapat memperbaiki diri tidak memperlihatkan angkuhsi dan bisa dituntaskan diskusi.

Din memperjelas, jika dibalas jika Rocky Gerung ialah robot tidak berhati, kelak bisa dibalik apa beberapa petinggi itu berotak dan berhati hingga alergi pada kritikan.

Pantas diperhitungkan, kata Din, banyak petinggi terbelenggu oleh syahwat kekuasaan, karena sedang nikmati kekuasaan tersebut.

Pengakuan KSP Moeldoko jika beliau akan memasangkan tubuh pada Presiden hanya gestur beradu otot, bukan beradu otak.

“Di alam demokrasi sebaiknya dikembangkan adu otak, dalam dialog bila perlu debat,” ujar dia.

Lebih jauh, Din menyebutkan, Pemerintahan sekarang ini telah menyelimpang dari UUD 1945.

Ia lalu ajak beragam faksi untuk diskusi memandang pengakuan yang dikatakan Rocky Gerung betul atau mungkin tidak.

“Saya dan banyak rakyat warga negara bersepakat dengan kritik Rocky Gerung terhadap Pemerintah termasuk Presiden yang sudah kebablasan menyimpang dari UUD 1945. Ayo berdiskusi apakah itu benar atau tidak? Bahwa frasa dari pengamat ke pengamat berbeda dalam menyimpulkan penyimpangan rezim adalah ciri pribadi masing-masing,” imbuhnya.

Din lalu mengingati, jika beberapa petinggi dan pemegang kekuasaan mempunyai instruksi dari masyarakat.

Mereka dibayar dari uang masyarakat yang semestinya bela kebutuhan masyarakat.

“Sebaiknya para pemangku amanat dan kekuasaan bersungguh-sungguh mengemban amanat, ingat mereka menerima gaji yang berasal dari uang rakyat, maka harus berpihak kepada rakyat. Janganlah alergi terhadap kritik, dan setiap kritik dianggap serangan terhadap pribadi, lupa bahwa diri mereka terikat dengan jabatan,” bebernya.

Paling akhir, Intelektual Muslim ini memandang cara beberapa faksi yang memberikan laporan Rocky Gerung ke polisi terlalu berlebih.

Menurut dia, banyak faksi yang hendak memberikan dukungan Rocky Gerung.

Dirinya berkeyakinan, mengadukan Rocky Gerung ke kepolisian justru akan semakin menambah simpati dan dukungan terhadap Rocky Gerung.

“Kalau Jenderal Moeldoko akan pasang badan bagi atasannya, maka banyak dari kami termasuk saya akan pasang otak untuk Rocky Gerung. Saya akan berada di samping Rocky Gerung, dan akan mengajak rakyat untuk mendukungnya. Bismillah,” pungkas Din. (bhd/ist)

Exit mobile version