Wah, Jakarta Dapat Peringkat 29 ‘Kota Macet’ di Dunia

banner 468x60
IDNEWS.CO.ID – Ibu Kota Jakarta masuk jajaran kota yang tingkat kemacetannya cukup para.
Itulah yang dirasakan mayarakat yang beraktivitas setiap hari di jalanan Jakarta.
Kemacetan semakin parah pasca pemerintah mencabut kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akibat Pandemi Covid-19.
“Lembaga pemeringkat lalu lintas kota dunia, Tomtom International BV menempatkan indeks kemacetan Jakarta diperingkat 29 pada 2022. Peringkat ini naik dari yang sebelumnya menempati posisi ke 46 pada 2021,” papar Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah dalam rapat dengar pendapat dengan Pj Gubernur DKI Jkarta Heru Budi Hartono bersama jajaran Dinas Perhubungan DKI Jakarta, beberapa waktu lalu.
Wakil rakyat dari Fraksi PDI Perjuangan itu mengungkapkan catatan Tomtom, rata-rata waktu tempuh untuk perjalanan per 10 kilometer di DKI Jakarta mencapai 22 menit 40 detik.
Secara umum, Totom menyebutkan, kondisi lalu lintas kota di dunia sudah kembali sibuk setelah sebelum aktivitas akibat Pandemi Covid-19.
Menanggapi hal tersebut, Heru Budi Hartono menyebutkan, permasalahan kemacetan yang terjadi di Jakarta beberapa waktu terakhir ini memang harus segera diselesaikan.
“Salah satu yang harus dilakukan masyarakat adalah menggunakan sarana transportasi umum, yakni TransJakarta. Ya, kita harus rame-rame naik TransJakarta biar nggak macet,” kata Heru.
Selain itu, tambah dia, Pemprov DKI Jakarta juga tengah merencanakan pembukaan jalan tembus tahun ini.
Pembangunan jalan ditargetkan selesai pada 2024.
Jalan tembus tersebut nantinya akan menghubungkan satu titik ke titik lain.
Ada yang bisa langsung dieksekusi pembangunannya pada tahun ini (2023), namun ada yang masih menunggu pembebasan lahan.
Nantinya, ungkap Heru, jalan tersebut akan menjadi jalur alternatif yang bisa digunakan masyarakat di samping jalur yang sudah ada (existing), sehingga bisa mengurai kemacetan.
Ke sepuluh jalan tersebut adalah jalan tembus Boulevard-Pegangsaan Dua-Kelapa Gading-Terminal Pulogadung, jalan tembus Rusun Pulogebang-Jalan Sejajar Tol, jalan Tembus KH Mas Mansyur-Jendral Sudirman, Jalan Tembus Pemuda-Jalan Waru, Jalan Tembus Bekasi Raya-Terminal Pulogebang (akses Jalan Rawa Bebek).
Kemudian, sambung Heru, jalan tembus di Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu (Jalan Seno-Jalan Masjid Al Makmur-Jalan Raya Tanjung Barat), jalan tembus di Jalan Raya Bekasi-Jalan Irigasi (Rusun Ujung Menteng).
Termasuk pula jalan tembus di Jalan Bangun Cipta Sarana (Jalan tembus Rusun Kelapa Gading-Jalan Kelapa Gading Timur), Jalan Tembus Jalan Air Maya, Kebayoran Lama, jalan tembus Tol Cakung -Cilincing-Rorotan (Marunda).
Indeks Kemacetan
Berdasarkan catatan Tomtom, pihaknya mengukur indeks kemacetan lalu lintas di 389 kota dari 56 negara pada 2022. Salah satunya adalah Jakarta.
Jakarta dan Manila (Filipina) merupakan dua kota di Asia Tenggara yang berada di 50 besar indeks kemacetan berdasarkan peringkat TomTom.
Namun, indeks di Jakarta masih lebih baik dibandingkan Manila yang berada di peringkat sembilan dengan rata-rata tempuh per 10 kilometer mencapai 27 menit.
Sedangkan kota dengan indeks kemacetan tinggi, yakni London dengan waktu tempuh per 10 km, 36 menit 20 detik dan indeks paling rendah, yakni Almere di Belanda pada peringkat 389 dengan waktu tempuh hanya delapan menit 20 detik per 10 km.
TomTom menjelaskan, metodologi pengukuran indeks kemacetan berdasarkan data kendaraan bergerak (floating car data/FCD) pada 2022, menggunakan pengukuran berdasarkan waktu tempuh perjalanan per 10 kilometer.
Disebutkan pula, waktu tempuh yang dihasilkan di kota-kota di dunia itu muncul karena sejumlah faktor. Di antaranya, kondisi infrastruktur jalan raya.
Misalnya kategori jalan, kapasitas jalan hingga batas kecepatan. Pandemi Covid-19 menjadi peyebab atau faktor utama yang menurunkan tingkat kemacetan kota-kota besar di dunia.
Termasuk Jakarta. Pada 2020, indeks kemacetan di Jakarta sempat berada pada peringkat ke-31 dan membaik pada 2021 pada peringkat ke-46. (bhd)
Verified by MonsterInsights